Angin sejuk bertiup begitu lembut, daun-daun pun bergerak kesana-kemari mengikutinya. Seorang pemuda gagah sedang duduk tenang di sebuah balai bambu, entah apa yang ia pikirkan. Fattah, begitu ia biasa disapa, seorang pemuda asli Indonesia yang memiliki nama asli Muhammad Fattah dan berumur sekitar 25 tahun ini barangkali memang terlahir sebagai anak yang berbeda dengan anak-anak seusianya. Rasa ingin tahunya yang kuat akan apa yang ada di sekitarnya dan kepeduliannya terhadap budaya asli Indonesia membuatnya menjadi pemuda yang istimewa. Sejak kecil, Fattah tumbuh dengan pemahaman-pemahaman akan pentingnya melestarikan budaya asli Indonesia yang diajarkan kedua orang tuanya. Pemahaman-pemahaman yang tanpa ia sadari akan membawanya menuju cahaya yang terang benderang.
Sore pun berganti malam, mentari tak lagi tampak, karena tugasnya telah selesai hari ini, dan barangkali bersiap menjalankan tugasnya di belahan bumi lain. Seperti biasa, remaja-remaja di kampung itu menyalakan musik keras-keras sambil bernyanyi-nyanyi, entah apa alasan mereka menyalakan musik sekeras itu, mereka terus saja bernyanyi tak peduli suara mereka sungguh berbeda dengan penyanyi yang mereka tiru itu. Di sudut lain, sekelompok pemuda sedang asyik nongkrong di sebuah warung kopi, entah apa yang mereka bicarakan, boleh jadi mereka sedang membicarakan gebetan mereka masing-masing. Yah begitulah standar pembicaraan pemuda macam mereka. Fattah yang sedang berjalan menuju Masjid untuk shalat isya tak sengaja melihat para pemuda itu, ia pun menghampiri para pemuda itu. Read the rest of this entry »